
Grand Launching SMP Pesat Temanggung
Temanggung, Pesat Media. Semarak Grand Launching Sekolah Menengah Pertama (SMP) PESAT di sambut antusias masyarakat Desa Tawangsari dan sekitarnya. Acara tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Pondok Pesantren Salafiyyah Tawangsari. Pada Rabu Malam (25/01/2023).
Yayasan Pondok Pesantren Salafiyyah Tawangsari membawahi dua lembaga, yaitu Pondok Pesantren (Ponpes) Pesat dan SMP Pesat. Dalam acara tersebut, K. Mahsun Syafi’i selaku Pengasuh Ponpes Pesat menyampaikan dalam sambutanya bahwa tujuan dari pembentukan SMP Pesat ini untuk meneruskan perjuangan muassis atau pendiri Ponpes Pesat Almagfurllah K. Muhlasin Hadipuro.
“Tujuan dari pembentukan SMP Pesat ini untuk meneruskan perjuangan bapak saya, K. Muhlasin Hadipuro selaku pendiri pondok ini” terangnya.
Lanjutnya, awal berdirinya pondok ini juga dibarengi dengan pendidikan formal MMI pada waktu itu atau setara dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kalau sekarang. Namun dulu karena kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) akhirnya jalan di tempat dan tutup.
Setelah memikirkan beberapa pertimbangan dan musyawarah jauh-jauh hari, akhirnya keputusan mengerucut untuk mendirikan SMP Pesat ini. Melihat perjuangan pendiri pondok serta tantangan zaman yang telah menyudutkan generasi muda untuk menyeimbangkan pendidikan agama dan pendidikan formal, sambungnya.
“Setelah di musyawarah jauh-jauh hari, akhirnya sepakat dalam membentuk SMP PESAT untuk membangkitkan pendidikan formal meneruskan perjuangan muasis,” tegas Pengasuh itu.
Dengan adanya SMP ini, santri yang mau sekolah dan ngaji dapat berkesinambungan antara pendidikan agama dan umum. Selain itu, banyak faktor yang melatar belakangi berdirnya SMP ini di antaranya tuntutan zaman yang semakin modern, permintaan masyarakat agar putra-putrinya yang mondok juga mendapat pendidikan formal, tandasnya.
Terusnya, agar memudahkan akses santri yang saat ini masih sekolah di luar. Karena jarak yang lumayan jauh menjadikan santri terkadang pulang terlambat ke pondok. Pada akhirnya badan sudah lelah dan meninggalkan tanggungjawab di pondok.
“Terkadang santri yang sekolah di luar pulangnya terlambat. Bahkan hampir magrib baru saja pulang dan akhirnya meninggalkan kewajiban sebagai santri karena kelelahan.” tegasnya.
Di sisi lain, kenapa SMP yang didirkian, bukan Madrasah Tsanawiyah (MTS). Sebab, kalau MTS seperti jeruk minum jeruk. Di pondok sudah mendapatkan ilmu agama ditambah pendidikan formalnya mendapatkan ilmu agama lagi. Sehingga jika formalnya juga madrasah tidak dapat berkesinambungan, lanjutnya.
Tujuan lain dari pondok ini sebagai ssarana untuk belajar baik agama maupun umum. Yang nantinya ketika kembali ke rumah, bukan hanya sekadar mengajar ngaji, namun bisa lebih dari itu. Artinya santri dapat mengisi dalam segala bidang baik agama maupun umum dengan ketentuan tanpa meninggalkan budaya dan identitas santrinya. Sebab, sangat jelas bagi anak-anak yang hanya sekolah umum tidak dibarengi dengan pendidikan agama, pungkasnya.
Sebagai penutup dalam sambutannya, K. Mahsun Syafi’i mengucapkan banyak terimakasih atas kehadiran para hadirin serta panitia yang telah mempersiapkan penyelenggaraan acara ini dan pendirian SMP. Serta permohonan maaf atas penyambutan dan penghormatan yang kurang berkenan.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Fiqih Tidak Sekadar Mengatur Amaliyah Ibadah
Temanggung, Pesat Media. Fiqih merupakan hukum bagi agama Islam untuk mengatur tata cara beribadah. Dengan fiqih, ibadah umat Islam dapat tertata dengan rapi. Apa saja yang diperbolehka
Rais Aam PBNU: Bangkitkan Nurani Tanggungjawab Sosial
Temanggung, Pesat Media. Peringatan 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) telah menggemparkan seluruh warga nahdliyin. Masyarakat berbondong-bondong untuk memeriahkan hal tersebut. Tak terlupa Pe